Mewakili Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah, Muhammad Reza Prabowo, sambutan disampaikan oleh Plt. Sekretaris Dinas Pendidikan, Safrudin. Dalam sambutannya, Safrudin menekankan bahwa sekolah tidak cukup hanya menjadi tempat belajar, tetapi harus menjadi ruang aman bagi tumbuh kembang siswa tanpa tekanan atau rasa takut.
“Tidak ada pertumbuhan di bawah tekanan, ketakutan, apalagi kekerasan. Maka kegiatan ini adalah bagian dari misi besar kita untuk membuat wajah pendidikan semakin ramah dan aman terhadap siswa dan guru,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Ia menyoroti bahwa kesiapan sumber daya manusia menjadi kunci utama dalam membentuk lingkungan sekolah yang bebas dari kekerasan. Menurutnya, pembentukan TPPK di setiap sekolah bukan hanya sebatas kepatuhan terhadap regulasi, tetapi juga merupakan tanggung jawab moral.
“Kekerasan dan intoleransi di sekolah bukan hanya pelanggaran disiplin, tetapi kegagalan sistemik. Tugas kita adalah membenahi sistem itu dari hulu ke hilir,” tambahnya menegaskan.
Pada kesempatan itu, Safrudin juga menyampaikan apresiasi kepada Gubernur dan Wakil Gubernur atas dukungan mereka dalam mendorong transformasi pendidikan di Kalimantan Tengah, mulai dari penguatan SDM, pembangunan infrastruktur, hingga program-program berbasis keadilan sosial.
“Jika hari ini kita diam, maka esok mungkin sudah terlambat. Jika kita ragu, maka kita sedang membiarkan anak-anak kita tumbuh dalam ketakutan. Tidak akan ada masa depan pendidikan yang layak jika sekolah masih dibiarkan menjadi ruang yang keras dan tidak berpihak pada anak,” pungkasnya dengan penuh penekanan.
Sementara itu, Ketua Panitia, Apip Purnomo, dalam laporannya menyampaikan bahwa bimtek ini merupakan bagian dari implementasi Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023, yang mewajibkan setiap satuan pendidikan membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK).
Ia menjelaskan bahwa kegiatan berlangsung selama empat hari, dari tanggal 17 hingga 20 Juni 2025, dan diikuti oleh 150 peserta yang terdiri dari ketua atau anggota TPPK, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, serta guru bimbingan dan konseling dari SMA negeri dan swasta se-Kalimantan Tengah.
Materi bimtek meliputi pre-test dan post-test, penanganan kasus kekerasan, simulasi microteaching, hingga penugasan individu. Para fasilitator yang terlibat merupakan tim pengembang nasional PPKSP serta fasilitator daerah bersertifikat.
Apip menegaskan bahwa seluruh biaya kegiatan ditanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2025, sehingga peserta tidak dikenakan biaya apapun. Ia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan penuh dari Gubernur, Wakil Gubernur, serta Plt. Kepala Dinas Pendidikan, M. Reza Prabowo.
“Kami yakin kegiatan ini menjadi langkah awal membangun satuan pendidikan yang aman, inklusif, dan bebas kekerasan demi generasi muda Kalimantan Tengah yang semakin Berkah dan Maju,” tutup Apip dengan penuh optimisme.