Warga menyambut kedatangan paslon dengan antusias. Salah satu tokoh masyarakat, Rasyid, menyampaikan bahwa sosok Shalahuddin dan Felix sudah tidak asing lagi bagi masyarakat setempat. Ia menilai pasangan ini merepresentasikan kombinasi ideal antara pengalaman dan semangat muda.
“Pak Shalahuddin punya rekam jejak kuat di bidang infrastruktur. Sementara Felix mewakili generasi muda yang energik dan punya wawasan kewirausahaan. Ini pasangan yang kami butuhkan,” ujarnya.
Kampanye di Jangkang Baru tak hanya diisi dengan penyampaian visi-misi, tetapi juga menjadi forum aspiratif bagi warga. Seorang warga bernama Ema, dalam sesi dialog, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi jembatan di desanya yang dinilai sudah membahayakan dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Menanggapi hal tersebut, Shalahuddin menyampaikan apresiasi atas keterbukaan warga menyampaikan permasalahan riil yang mereka hadapi. Ia menegaskan bahwa infrastruktur dasar seperti jembatan harus mendapat prioritas tinggi dalam perencanaan pembangunan daerah.
“Seharusnya, dalam pengelolaan anggaran daerah, ada pos tidak terduga yang bisa segera dimanfaatkan untuk perbaikan infrastruktur penting seperti jembatan. Kita tidak boleh membiarkan persoalan seperti ini berlarut-larut,” kata Shalahuddin.
Ia juga menjelaskan bahwa kondisi jembatan yang dimaksud sudah cukup mengkhawatirkan. Berdasarkan pengamatan langsung, tiang penyangga mengalami pergeseran yang berisiko fatal jika dibiarkan. Shalahuddin memastikan bahwa solusi perbaikannya tidak cukup dilakukan secara parsial, melainkan harus melalui pembongkaran total dan pembangunan ulang, dengan estimasi pengerjaan sekitar dua bulan.
“Saya paham betul prosedur dan kebutuhan teknisnya. Kita akan hitung waktu dan anggarannya secara matang. Aspirasi warga seperti ini bukan hanya kami dengarkan, tapi juga kami rencanakan untuk direalisasikan,” tegasnya.
Kehadiran Shalahuddin dan Felix di Jangkang Baru menjadi bukti pendekatan kampanye yang berbasis pada penyerapan aspirasi, bukan sekadar seremonial. Komitmen terhadap pembangunan infrastruktur desa menjadi salah satu bukti bahwa SIF tidak hanya menawarkan janji, tetapi juga pemahaman teknis dan keseriusan dalam menanggapi kebutuhan masyarakat.